Sabtu, 23 April 2011

Dua Musuh Kesuksesan : Rasa Malas Dan Menunda

Saya posting dari mailing list yang saya ikuti, ditulis oleh Bapak Sucipto Ajisaka.
Artikel ini cukup menarik dan menginspirasi saya. Untuk itu saya posting di blog ini agar dapat dibaca dan menginspirasi yang lain.....

MUSUH KESUKSESAN ADALAH RASA MALAS DAN MENUNDA
Oleh : Sucipto Ajisaka

Kita semua pasti pernah mengalami rasa malas sehingga tidak melakukan
apa yang seharusnya dilakukan. Ini merupakan kondisi emosi umum yang
menghambat seseorang untuk bertindak. Ketika Anda malas, Anda
sebenarnya tahu bahwa Anda harus mengerjakannya, tetapi Anda tidak
mengerjakannya juga.

Sebagai contoh, Anda tahu bahwa berolahraga secara teratur itu penting
untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh Anda. Anda juga bisa
melakukannya tanpa kesulitan, apakah dengan lari pagi (jogging),
berenang, bermain bulu tangkis, bermain bola tenis, ikut fitness dan
sebagainya. Tapi Anda toh tidak melakukannya juga. Mengapa ? Alasan
yang paling umum adalah karena Anda malas melakukannnya.

Mengapa bisa malas ? Alasannya bermacam-macam. Bisa jadi Anda malas
karena kurangnya motivasi, tidak merasa perlu, tidak merasa harus atau
merasa kurang bermanfaat. Bisa juga karena Anda sudah bosan, jemu,
lagi stress, sedang marah atau sedang tidak mood. Atau barangkali juga
disebabkan oleh fisik kita yang sedang lelah, lemah, loyo atau kurang
stamina. Semuanya bisa membuat kita malas.

Rasa malas memiliki 'saudara' yang disebut 'menunda'. Tidak jelas
siapa yang 'lebih tua', yang pasti keduanya sangat berkaitan. Bisa
jadi Anda menunda suatu pekerjaan karena malas. Tetapi bisa juga Anda
merasa malas karena telah menunda (merasa terlambat atau kehilangan
momentum).

Orang yang suka menunda biasanya selalu punya jawaban atau alasan
penundaannya misalnya : "Saya akan melakukannya besok", "Nanti saja",
"Lain kali saja ya", "Saya sibuk sekali hari ini" atau "Nanti kalau
saya punya cukup waktu" dan sebagainya. Padahal yang seharusnya adalah
"Lakukan saja sekarang", "Just Do It" atau Act TNT (today not tomorrow).

Frank J. Bruno dalam bukunya "Stop Procrastinating" membagi penundaan
menjadi lima macam.

Yang pertama adalah penundaan fungsional, yaitu menunda karena
sebab-sebab yang bisa dipertanggungjawabk
an. Contohnya adalah Anda
menunda karena adanya skala prioritas sehingga Anda perlu mendahulukan
pekerjaan yang lebih penting dan mendesak. Mungkin juga Anda menunda
karena benar-benar sedang sakit atau kelelahan, belum memiliki
informasi yang cukup dan sebagainya. Penundaan semacam ini bisa
diterima, karena kalau kita memaksa untuk melakukannya sekarang,
mungkin hasilnya akan kurang baik.

Yang kedua adalah penundaan disfungsional, yaitu penundaan tanpa
alasan yang bisa dipertanggungjawabkan, misalnya karena malas, kurang
mood dan lain-lain. Jenis penundaan ini sangat merugikan karena bisa
menyebabkan kita kehilangan peluang atau kesempatan.

Jenis yang ketiga adalah penundaan jangka pendek, misalnya Anda punya
target waktu satu hari tapi tidak segera memulainya sehingga pekerjaan
menjadi molor atau tertunda. Yang dimaksud jangka pendek bisa selama
beberapa jam atau beberapa hari tergantung target harinya. Misalnya
Anda mempunyai jadwal pertemuan dengan seseorang dan harus berangkat
jam 7 malam, tetapi sampai jam 6.45 Anda masih belum bersiap-siap.

Berikutnya adalah penundaan jangka panjang, misalnya Anda ingin
berwisata ke Bali, ingin punya bisnis sendiri, ingin menyekolahkan
anak Anda ke luar negeri, ingin menulis buku dan sebagainya. Anda
punya keinginan di masa yang akan datang atau suatu rencana penting
yang tidak mendesak, namun Anda tak pernah melakukan langkah awal yang
diperlukan.

Jenis penundaan yang terakhir adalah penundaan kronis atau bisa juga
disebut penundaan disfungsional kronis. Ini adalah sikap menunda-nunda
yang sudah menjadi kebiasaan sehingga susah dihentikan dan sangat
merugikan Anda sendiri. Ia bagaikan pencuri, karena telah mencuri
waktu Anda dan merampok kepuasan yang mestinya Anda bisa peroleh.
Inilah jenis penundaan yang paling berbahaya.

Termasuk jenis yang manakah Anda ? Mudah-mudahan penundaan yang Anda
lakukan hanyalah penundaan fungsional. Amit-amit jika Anda merupakan
tipe seorang penunda disfungsional, apalagi yang kronis.(SA).

*) Sucipto Ajisaka, Penulis Buku "Becoming a Magnet of Luck : 10
Faktor Yang Menjadikan Anda Magnet Keberuntungan".

http://www.andriewongso.com/awartikel-1272-Artikel_Anda-Dua_Musuh_Kesuksesan_:_Rasa_Malas_Dan_Menunda
(nittaprasetya.multiply.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | free samples without surveys
Blogger Templates brought to you by AllBlogTools.com